WASHINGTON,FAJAR - Mantan
Perdana Menteri Australia Julian Gillard meminta penerusnya, PM Tony
Abbott berjanji kepada Indonesia untuk tidak melakukan penyadapan lagi
di masa mendatang. Menurutnya, hal tersebut merupakan respon terbaik
yang bisa diberikan Australia di tengah hubungan yang memanas dengan
Indonesia saat ini.
Dalam wawancara eksklusif dengan CNN, Gillard menolak untuk berkomentar
mengenai penyadapan yang dilakukan negaranya terhadap Indonesia. Namun,
ia memuji langkah Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat mendapat
tuduhan serupa dari Jerman beberapa waktu lalu.
"Yang pasti dia (Obama) bisa bilang hal tersebut tidak akan terjadi lagi
di masa yang akan datang. Saya kira ini adalah respon yang paling
pantas diberikan Australia kepada Indonesia dalam masa-masa sulit
seperti sekarang," ujar Gillard seperti dikutip dari ABC Australia,
Jumat (22/11).
Penyadapan terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terjadi pada tahun
2009 atau satu tahun sebelum Gillard menjabat sebagai perdana menteri.
Saat itu, politisi Partai Buruh ini masih menduduki posisi wakil perdana
menteri.
Gillard mengatakan, informasi intelijen sangat diperlukan dalam menjaga
keamanan suatu negara. Namun di sisi lain, setiap pemerintah tetap harus
memiliki "batas-batas" dalam melakukan operasi intelijen.
Karenanya, ia menyarankan agar pemerintah Australia mengevaluasi sistem
"check and balance" bagi operasi intelijen. Alasannya, untuk memastikan
setiap operasi yang dilakukan masih dalam batas kewajaran.
"Saya pikir sistem yang kami (Australia) miliki selama ini cukup baik,
tapi terungkapnya masalah dengan Presiden Yudhoyono tentu perlu
dipastikan kembali apakah sistem tersebut sudah cukup kuat," pungkas
perdana menteri wanita pertama Australia ini. (dil/jpnn)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Comments (0)
Posting Komentar